Nama : Hanis Trijunsa Putri
Npm
: 23210125
Kelas
: 4EB23
Tugas
Softkill ke 4
SEJARAH
PERUSAHAAN MCDONALD’S
McDonald’s
Internasional Restoran ini didirikan oleh Richard & Maurice McDonald’s pada
tahun 1937 di sebelah timur kota Pasadena. Saat itu McDonald’s hanya merupakan
restoran Drive In yang pada waktu itu sedang berkembang pesat trend Drive In.
Bangunan restorannya berbentuk persegi delapan, dengan mengekspose ruangan
dapurnya dan tidak memiliki tempat duduk di bagian dalam restorannya. Kedua
bersaudara tersebut kemudian berniat untuk lebih mengembangkan restoran mereka,
yang pada saat itu sudah cukup sukses dan menguntungkan. Fokus pengembangannya
adalah pada kecepatan pelayanan yang diharapkan akan meningkatkan volume
pembelian konsumen. Konsep utama yang diterapkan adalah kecepatan, harga
terjangkau dan volume. Restoran ini juga telah memiliki logo sendiri yaitu The
Golden Arch. Logo ini dirancang oleh George Dexter yang merupakan seorang
perancang neonsign. Logo ini memiliki warna kuning terang dan berbentuk simple,
mudah diingat dan juga secara tidak langsung mencerminkan huruf “M” dari
McDonald’s. Pada saat itu, terjadi persaingan ketat pada bisnis Drive In dan McDonald’s
bersaudara ini mengalami kesulitan dalam berorganisasi dan menggerakkan yang
dibutuhkan untuk mengembangkan usaha mereka. Dan saat itulah mereka
bertemudengan seseorang yang bernama Ray Kroc.
Ray
Kroc lah yang membantu McDonald’s bersaudara untuk mengembangkan usaha
tersebut. Jadi tidak benar jikaselama ini orang menganggap bahwa Ray Kroc lah
yang mendirikan McDonald’s untuk pertama kalinya. Restoran McDonald’s–nya yang
pertama bukanlah McDonald’s yang pertama. Ray Kroc kemudian melakukan pengembangan
restoran melalui konsep fast food.Pada sekitar tahun 1955 Ray Kroc mulai
menjual waralaba McDonald’s dan untuk pertama kalinya perusahaan fast food
(siap saji) di San Bernandino, California menggunakan sistem franchise
(waralaba). Sistem waralaba ini muncul dalam suatubentuk yang mirip dengan yang
kita saksikan sekarang, yaitu sebuah rancanganpermasalahan yang disusun dengan
seksama dan didokumentasikan secaralengkap dengan perjanjian-perjanjian
mendetail antara perusahaan dalam hal ini adalahMcDonald’s dengan perusahaan
yang akan berliansi. Jadi selama tahun 1950-an hingga tahun 1960-an,
produk-produk burger McDonald’s yang merupakan produk-produk fast food,
didistribusikan dengan cara penjualan langsung. Bisnis waralaba McDonald’s ini
mulai menyebar ke berbagai daerah dannegara bagian.
Untuk itu Kroc menerapkan
prosedur operasi standar (Standart Observation Checklist) untuk pembuatan
hamburger dengan spesifikasi yang diduga sangat ketat, yaitu lemak dibawah 19%,
berat 1,6 ounce, diameter 3,873 inch, dan onion 0,23 ounce. Selain
memperlakukan pewaralaba secara strategis, Kroc juga memberikan suatu sistem
operasi kepada partner-partner barunya. Sistem inilah yang memberikan kepastian
semua produk yang disajikan adalah sama. Untuk itulah profesionalisme harus
diterapkan. Dalam paradigma yang baru setiap operator danpewaralaba bertindak
seperti seorang manajer pabrik yang harus menerapkan manajemen professional.
Maka pada tahun 1961, Kroc
meluncurkan programpelatihan yang kemudian dinamakan sebagai Hamburger University
di restoran yang baru yaitu di Elk Village, Illinois. Di sana para pewaralaba
dan operator dididik dalam cara-cara ilmiah dalam menjalankan restoran yang
sukses dan dilatih dalam aspek-aspek operasi McDonald’s berupa mutu, pelayanan,
kebersihan dan nilai (Quality, Service, Cleanliness, and Value). Hingga tahun
1960 Ray Kroc telah membuka 200 restoran di seluruh Amerika Serikat. Dan pada
tahun 1961, Ray Kroc telah membeli saham perusahaan dari McDonald’s bersaudara
dengan hampir senilai US$ 3.000.000,00. Perusahaan fast food McDonald’s ini
terus mengembangkan jaringan waralabanya di lebih dari 60 negara. Dan saat ini
McDonald’s Corporation bersamadengan franchise dan cabang-cabangnya telah
berjumlah lebih dari 14.000 restoran.
McDonald’s melayani lebih dari
22juta orang setiap harinya atau sekitar 14.000 tamu setiap menitnya. Tidak
diragukan lagi kalau hal ini menjadikan McDonald’s sebagai organisasi bergerak
di bidang makanan yang terbesar di dunia2. McDonald’s IndonesiaRestoran
McDonald’s hadir di Indonesia pada tahun 1991 dan merupakan negara ke 70 dari
McDonald’s seluruh dunia. H. Bambang N. Rahcmadi Msc MBAadalah warga negara
Indonesia pertama yang berhasil mendapatkan hak master franchise dariMcDonald’s
Corporation dengan mengalahkan 13.000 pesaing. Sampai sekarang beliau bertindak
sebagai Presiden Direktur McDonald’s Indonesia. Sebelum membuka restorannya
yang pertama di Sarinah-Jakarta, H. Bambang Rahcmadi Msc MBA diwajibkan
mengikuti training selama 1 tahun di Australia, Amerika Serikat, Malaysia dan
Singapura. Dalam masa training tesebut beliau melakukan semua pekerjaan di
restoran McDonald’s dari yang paling sederhana termasuk membersihkan toilet
sampai ke tingkat manajerial, kemudian menerapkan semuanya di Indonesia. Tepat
pada 22 Februari 1991, restoran McDonald’s di Sarinah Thamrin Jakarta
beroperasi dengan mempekerjakan 460 crew dan 26 manajer. Perkembangan
McDonald’s Indonesia dalam 10 tahun ini dinilai sangat cepat. Sampai saat ini
restoran McDonald’s Indonesia telah berjumlah 109 restoran dengan
jumlahkaryawan seluruhnya mencapai sekitar 8000 orang yang sebagian besar
lulusan SLTA.
STRATEGI
MCDONALD’S DALAM MEMPERLUAS PANGSA PASAR SECARA GLOBAL
Globalisasi perekonomian
merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara
di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan
tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian mengharuskan
penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa.
Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur
dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan
semakin erat. Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar
produk dari dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya
juga membuka peluang masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestik.
Keuntungan dengan adanya globalisasi dalam perekonomian adalah produksi global
dapat ditingkatkan, meingkatnya kemakmuaran masyarakat dalam suatu negara,
meluaskan pasar untuk produk dalam negeri, memperoleh lebih banyak modal dan
teknologi yang lebih baik, menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi,
dan masih banyak lagi. Namun dibalik kebaikan tersebut terdapat keburukannya.
Oleh karenanya, perlu dipelajari tentang tata cara memasuki pangsa pasar yang
baru dan memiliki pertahanan yang kuat dalam menghadapi pesaing.
Perusahaan McDonald’s
tidak diragukan lagi merupakan sebuah raksasa dunia dalam bisnis makanan siap
saji. Diawali dengan pendirian restoran pertamanya di tahun 1940 oleh dua
bersaudara Dick dan Mac McDonald’s, rangkaian rumah makan siap saji yang
menyediakan pilihan menu khas seperti hamburger, minuman ringan, kentang
goring, filet ayam serta beberapa pilihan hidangan local sesuai restoran
masing-masing. Mereka memperkenalkan “Speedee Service System” pada tahun 1948,
yang kemudian menjadi prinsip dasar restoran siap-siap modern.
McDonald dalam menjual
produknya secara global menggunakan format dan teknik penjualan yang sama
dimanapun di seluruh negara sebagai standarisasinya. McDonald juga dapat
menyesuaikan produknya berdasarkan latar belakang maupun budaya yang berbeda-beda
di seluruh dunia. Contohnya saja di India McDonald tidak membuat Big Mac
dikarenakan masyarakat hindu tidak memakan daging sapi. Namun
McDonald menggunakan Maharaja Mac yang terbuat dari daging ayam dan
juga ada burger yang berisi sayur seperti McAloo Tikki untuk menggantikan Big
Mac.
Perusahaan ini dapat
dikatakan sukses dalam memperluas usahanya untuk menjangkau dunia
internasional. Hal ini di buktikan dengan pertumbuhan restoran McDonald yang
sampai saat ini telah di buka di 118 negara di dunia. Akibatnya terjadi
perubahan trend di seluruh dunia dimana peranan makanan cepat saji menjadi
sangat penting. Namun McDonald juga menghadapi hambatan dari restoran lokal
yang menjadi pesaingnya. McDonald meresponnya dengan membuat inovasi terhadap
produknya sesuai dengan budaya di Negara itu dan meningkatkan pembukaan
beberapa restoran baru. Saat ini terdapat 23.132 unit restoran
diberbagai belahan dunia pada tahun 1997. Selama 10 tahun lebih yaitu dari
tahun 1987 sampai 1997, keuntungan McDonald dari penjualannya di luar Amerika
meningkat sebesar 23,3 persen tiap tahunnya, sedangkan keuntungan yang didapat
dari dalam negeri Amerika itu sendiri hanya 3,5 persen.
Perusahaan seperti
McDonald’s dapat diterima di negara berkembang, seperti Rusia, China, dan India
walaupun tantangan yang dihadapi untuk memasuki pasar tersebut tidaklah mudah.
Karena negara seperti Rusia, Cina, India dan negara berkembang lainnya
resistant terhadap bangsa lain. Tidak hanya itu, diketahui juga bahwa
perusahaan dari amerika (seperti McDonald’s) sangat sensitif terhadap isu–isu
lokal.
Meskipun kekhawatiran
beberapa negara tentang imprealisme budaya, pada umumnya McDonald’s diterima di
negara-negara tersebut karena McDonald’s menawarkan ide lokalisasi global
dimana item menu disesuaikan dengan kebiasaan dan selera masing-masing negara
sehingga tidak mengikis kebudayaan asli negara mereka. Untuk menu di Rusia
bahannya tidak berbeda jauh dengan Amerika yaitu daging dan kentang, di
kebanyakan negara Asia McDonald’s menawarkan menu nasi dan ayam goreng yang
sesuai dengan budaya makan beberapa negara di Asia. McDonald's melakukannya
dengan dukungan dari pemerintah daerah dan penduduk lokal dengan bekerja sama
dengan produsen pertanian untuk mengembangkan sumber pasokan lokal untuk daging
sapi, kentang, dan produk susu. Hal lain yang membantu McDonald’s diterima di
negara berkembang adalah negara berkembang cenderung mengikuti tren negara maju
(Amerika/McD).
Seiring dengan
perkembangannya pula, pujian dan kritik dari ranah kajian budaya juga sering
diatributkan kepada perusahaan berlogo M besar ini. McDonald’s kerap menerima
kritik dari peneliti-peneliti budaya maupun mahasiswa dan demonstran
yang justru sebenarnya semakin menunjukkan betapa populernya perusahaan ini.
Salah satu kritik penting lainnya adalah bahwa McDonald’s juga sering sekali
diasosiasikan sebagai ‘Amerika’. Sehingga tidak jarang demo anti-Amerika
dilakukan oleh para demonstran bukan di depan Kedutaan Besar Amerika, melainkan
dengan dilemparinya gerai McDonald’s dengan telur busuk dan tomat busuk.
Isu globalisasi sendiri
tidak selalu ditanggapi dengan positif. Sering kali globalisasi
dianggap memiliki dua sisi yang berbeda. Di satu sisi, globalisasi dianggap
mempromosikan perdamaian, demokrasi, serta berusaha menyelesaikan permasalahan
global seperti isu pemanasan global dan isu pemanfaatan tenaga nuklir. Tetapi
di sisi lainnya, globalisasi dianggap mempromosikan Amerikanisasi dan sering
kali menjadi tertuduh dalam kasus-kasus dimana usaha lokal dan nasional mati
akibat free flow barang dan jasa. Keuntungan dianggap hanya jatuh pada
negara-negara besar seperti Amerika, negara-negara Eropa, dan Jepang.
Sebaliknya, negara-negara berkembang dan miskin dianggap hanya sebagai konsumen
pasif yang sumber daya alamnya dirampok untuk memperkaya negara-negara di
belahan dunia lainnya. McDonald’s tidak luput dari tuduhan negatif yang sama.
McDonald’s kerap dianggap sebagai sebuah upaya Amerikanisasi dan bahwa ia
mematikan kecintaan orang Indonesia atas budaya dan kuliner lokal.
Dalam mengglobalisasikan
McDonald’s ke berbagai penjuru dunia memiliki risiko yang tinggi. Namun, Ronald
McDonal’s yang notabene menyukai tantangan, return sudah bukan kriteria
pertama, yang terpenting baginya adalah dapat memperluas usahanya ke berbagai
penjuru dunia. Oleh karenanya, beliau terlebih dahulu melihat karakteristik
konsumen di setiap negara yang kemudian akan disesuaikan dengan menu-menu
McDonald’s.
Semakin tinggi suatu
jenis usaha yang terdapat di suatu negara, maka pengusaha pun akan melirik dan
menyiapkan berbagai macam strategi agar dapat menjadi yang terdepan. Strategi
yang dilakukan tidak hanya diperuntukan dalam mengoptimalisasikan
perusahaannya, tetapi juga untuk mengalahkan lawannya (pesaing). Tidaklah heran
jika perusahaan sekelas McDonald’s sempat mengalami gejolak di beberapa negara
cabang usahanya. Oleh karenanya, setiap perusahaan memiliki divisi promotion
and marketing yang bertujuan untuk mengatur strategi penjualan dan pemasaran
agar konsumen menjadi loyal dan dapat menahan perusahaan lain merebut pangsa
pasarnya.
McDonald’s pertama kali
memperkenalkan mainan Happy Meal di Amerika Serikat pada tahun 1979. Beragam
versi dan karakter mainan telah dikeluarkan oleh McDonald’s untuk dapat
memancing minat anak-anak, mulai dari karakter popular 101 Dalmatians hingga
mainan seperti Beanie Babies. Promosi Happy Meal sukses besar dan melahirkan
permintaan besar pada jaringan restoran perusahaan. Akan tetapi, belakangan ini
promosi ini menimbulkan permasalahan yang cukup serius bagi perusahaan McDonald’s.
Ada beberapa alasan yang
mendukung bahwa promosi Happy Meal dapat menimbulkan permasalahan bagi
perusahaan McDonald’s. Sistem marketing McDonald’s telah berdampak pada
anak-anak sebagai pemicu pemasaran dari mulut ke mulut dimana mereka akan
merengek kepada orang tua untuk mengunjungi McDonald’s. Promosi ini mendapat
kecaman dari pejabat kesehatan masyarakat, orang tua, dan anggota parlemen di
San Fransisco, Amerika Serikat, yang mencemaskan tingginya tingkat obesitas
pada anak. Menurut badan pengawas kota San Fransisco, makanan yang disajikan
oleh McDonald’s dalam paket Happy Meal tidak memenuhi taraf nutrisi sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Paket Makanan Happy Meal ini terlalu banyak
mengandung kalori dan diduga sebagai faktor utama pemicu tingginya tingkat
obesitas anak di San Fransisco. Ketiga, konsumen dewasa telah dibuat bingung
dengan adanya promosi Happy Meal ini, karena paket/menu makanan yang ditawarkan
tidak sesuai dengan harga yang ditawarkan. Bagi mereka yang sudah tergolong
dewasa, McDonald’s tidak perlu memberikan mainan jika konsumennya ingin membeli
makanan, karena harga makanannya menjadi sangat mahal akibat adanya promosi
mainan tersebut.
Dengan adanya beberapa
alasan diatas terkait dengan promosi Happy Meal, jelas terlihat bahwa promosi
Happy Meal McDonald’s memang dapat menimbulkan masalah perusahaan. Perusahaan
McDonald’s dapat dituntut ke pengadilan oleh Hukum San Fransisco mengenai
promosi pemasaran yang tidak adil dan berindikasi menyebabkan penigkatan
obesitas pada anak-anak akibat makanan paket Happy Meal McDonald’s. Dengan
didaftarkan kasus ini ke pengadilan, maka akan menyebabkan masalah ini menjadi
perdebatan nasional atau bahkan internasional dan akan berdampak bagi
perkembangan bisnis McDonalds yang telah memperluas pangsa pasarnya secara
global. Sebenarnya dalam tuntutan hukum tersebut, pihak penuntut tidak mencari
kompensasi finansial tetapi tuntutan tersebut merupakan upaya agar McDonald’s
melakukan suatu perubahan yang positif terhadap paket promosi dan pemenuhan
nutrisi makananannya, khususnya bagi anak-anak.
Bisnis waralaba makanan
cepat saji adalah kreasi dari generasi entrepreneur yang telah membentuk
tradisi pemasaran Amerika, tidak terkecuali McDonald’s. McDonald’s merupakan
salah satu perusahaan waralaba makanan cepat saji yang mendulang sukses di
Amerika Serikat bahkan di negara-negara berkembang lainnya seperti Rusia,
China, dan India. McDonald’s menawarkan ide lokalisasi global dimana item menu
disesuaikan dengan kebiasaan dan selera masing-masing negara sehingga tidak
mengikis kebudayaan asli negara mereka. Usaha dari McDonald’s dalam menggapai
pasar global ini tentunya dapat dijadikan contoh untuk perusahaan-perusahaan
lokal di Indonesia. Dari bisnis usaha makan cepat saji yang berkembang di
Amerika, McDonald’s mampu menembus pasar global dan hampir ada di seluruh
negara termasuk Negara Indonesia. Dengan strategi lokalisasi menu makanan yaitu
menyesuaikan menu makanan dengan kebudayaan dan tradisi negara setempat,
keberadaan McDonald’s mudah diterima secara global. Potensi kuliner Indonesia
yang sangat beragam memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan
seperti McDonald’s sehingga mampu diterima di pasar global.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar